TIDAK ADA YANG SEMPURNA
Kisah seorang istri dari pasangan muda yang baru hidup bersama 1 tahun.
Suatu malam, ketika sang suami sudah tertidur lelap disampingnya, sang istri masih terjaga.
Ditatapnya wajah suaminya, dan sang istri hanya bisa menggerutu dalam hati, melihat sosok si suami yang sebenarnya jauh dari idaman.
Apalagi ketika sang suami mulai mendengkur cukup keras.
Akhirnya dia menutup wajah dengan bantal dan mencoba tidur dengan segala kegalauan hati.
Namun belum lama terlelap dengan nyenyak, sang istri harus terbangun, karena kaki sang suami menyenggol kakinya.
Memang seringkali sang suami banyak gerak tidurnya, dan ini yang kesekian kalinya terjadi kejadian yang sama.
Sang istri pun kaget, dan tanpa sadar untuk pertama kalinya agak membentak pada sang suami.
Sang suami pun terbangun dan langsung meminta maaf.
Dengan sabarnya membujuk Sang istri untuk tenang. Setelah beberapa saat, akhirnya sang istri mulai mereda emosinya, kemudian dia bertanya untuk sebuah pertanyaan yang akhir-akhir ini mengganjal dalam fikirnya, “MENGAPA KAU MENIKAHIKU, MAS?...”
Sang suamipun menghela nafas, tersenyum dan menjawab,
“Sebetulnya, memang kamu bukan wanita tipe idamanku, sayangku... tapi dari sekian waktu yang telah kita lewati bersama dulu, aku telah memilih untuk menjadikanmu pasangan hidupku…”
”Yang akan selalu kuperhatikan, kusayangi, dan kucintai untuk selamanya.
Aku sadar, kalau aku selalu mencari sosok idaman, mungkin akan kudapatkan, tapi mungkin juga aku hanya akan selalu mencari dan mencarinya hingga Tuhan memanggilku, karena bisa jadi aku takkan pernah punya kesempatan bertemu dengan sosok idamanku itu atau malah dia akan menghindar untuk mencari idamannya juga….”
”Jadi, kapan waktuku untuk membina keluarga?...daan…”
”Untuk menyayangi dan disayangi seseorang?...
Terhenyak sang istri mendengarnya, suatu penjelasan yang sederhana dan jauh dari egois.
Sang istri tiba-tiba merasa sangat bersyukur telah “diberi kesempatan” untuk berkeluarga dan rasa cinta pada sang suami yang sempat ia pertanyakan sendiri, tiba-tiba tumbuh begitu dahsyat disertai sebuah kekaguman yang luar biasa, hingga air mata haru pun tak terasa menetes.
Mulai saat itu, tak pernah lagi sang istri mengingat-ingat sosok idamannya, sosok itu telah dia kubur dalam-dalam, dan dia mulai dapat menerima suaminya dengan segala kekurangan yang ada dan rasa syukur pun menjadi pengingat senyumnya di setiap waktu.
“Pasangan hidup kita adalah memang yang terbaik.
Tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk selalu memikirkan kekurangannya yang ada, karena tidak akan pernah kau dapatkan pasangan yang SEMPURNA sesuai dengan keinginanmu.
Bila ingin suatu cinta lebih indah, bahagia dan abadi, berikan hatimu, untuk mengisi yang kurang dan mengurangi yang berlebihan atas apa yang ada pada diri kalian berdua.."
Berikan juga waktumu untuk pasanganmu ...
Agar pasanganmu merasakan bahwa kamu selalu ada untuknya.
Referensi:
Kolose 3:18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
Kolose 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar