BANYAK di antara kita, termasuk anak-anak, yang
menyukai minuman berwarna dengan rasa terutama minuman bersoda atau
minuman berkarbonasi.
Tidak hanya dalam acara perayaan tertentu, minuman berkarbonasi juga banyak dikonsumsi sehari-hari.
Nah, seiring berkembanganya teknologi seputar makanan dan minuman,
masyarakat semakin memperhatikan efek makanan atau minuman yang mereka
konsumsi. Termasuk tentang beberapa mitos sehubungan minuman bersoda.
Muncul berbagai mitos yang mengatakan bahwa minuman berkarbonasi atau
minuman bersoda dapat mengakibatkan obesitas, kerusakan gigi, dan lain
sebagainya. Benarkah demikian?
Apa sebenarnya minuman berkarbonasi? Saat ditemui dalam diskusi
tentang efek karbonasi dalam minuman terhadap kesehatan, Prof. Dr. Ir.
Made Astawan, MS (ahli gizi dan pakar teknologi pangan) menerangkan
tentang penggunaan karbonasi dalam minuman.
Sesuai namanya, karbonasi merupakan proses memasukkan karbondioksida
(CO2) ke dalam cairan secara tidak permanen dengan menggunakan tekanan
tinggi, sehingga menghasilkan gelembung dalam minuman dengan cita rasa
yang "krenyes" atau "menggigit" di lidah.
Namun Anda tidak perlu khawatir dalam penggunaan bahan CO2 karena
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menetapkan bahwa CO2 merupakan
bahan pengarbonasi yang diizinkan penggunaannya pada produk pangan dan
tidak dianggap berbahaya.
Bila kemasan minuman bersoda atau berkarbonasi sudah dibuka dan
dibiarkan lama terbuka, maka sensasi krenyes atau menggigitnya akan
berkurang dan lama-lama menghilang.
Menariknya, saat tertelan, ternyata sebagian besar karbonasi dalam
minuman bersoda sebenarnya tidak sampai ke lambung. Sebab, sebagian
besar gasnya telah menguap saat kemasan minuman dibuka. Gelembung yang
tersisa dalam minuman akan segera diserap melalui dinding saluran
pencernaan. Jumlah gas yang diserap tubuh pun relatif sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah karbondioksida yang dihasilkan tubuh kita
secara alami.
Jadi, Anda tidak perlu mengkhawatirkan kandungan gas dalam minuman
berkarbonasi yang Anda konsumsi, asalkan Anda mengonsumsinya secara
normal dan tidak berlebihan, bukan sebagai pengganti air putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar