Rambut Putih Bukan Karena Menua
Saat Anda menua, mahkota Anda pelan-pelan kehilangan warna hitamnya. Ditandai dengan uban yang bermunculan, lalu sama sekali menjadi putih. Namun tak banyak yang mengetahui bahwa, seperti jam biologis yang menentukan waktu tidur Anda, rambut juga memiliki “jam” khusus yang menentukan rambut akan tetap menjadi putih.
Faktanya, rambut sejatinya berwarna putih. Yang membuatnya hitam adalah pigmen eumelanin yang terdapat di dalam rambut dan phaeomelanin yang membuat mahkota Anda terlihat bersinar. Dilansir dari Library of Congress, saat keduanya berpadu, mereka menentukan karakter warna rambut Anda.
Melanin-melanin tersebut terbuat dari sel-sel pigmen yang bernama melanocytes. Saat fase rambut tumbuh di setiap kelenjar rambut, melanocytes inilah yang menyuntikkan pigmen ke dalam sel dengan kandungan keratin — salah satu sumber protein terbesar yang menyehatkan rambut, kulit, dan kuku manusia.
“Jam” khusus yang kami sebutkan di atas adalah “jam melanogentic” yang menurut Dr. Desmond Tobin, profesor biologi sel dari Universitas Bradford, Inggris, terdapat di setiap kelenjar rambut. Rambut Anda memutih karena “jam” tersebut berjalan semakin melambat dan bahkan menghentikan berjalannya melanocyte sehingga suntikan pigmen menjadi berkurang.
Namun, rambut memutih tak hanya disebabkan karena penuaan saja. Faktor internal dan eksternal banyak menjadi alasan mengapa rambut memutih seperti gen, hormon, suhu, efek kimia, dan polusi. Seperti dilansir dari Daily Mail, stres pun dapat membuat rambut Anda memutih.
Tekanan dari dalam tubuh secara psikologis memancing sel-sel induk di rambut menjadi rusak karena bekerja lebih kencang dari biasanya namun “kehabisan” produksi pigmen yang dibutuhkan sehingga rambut kehilangan warna, dan uban mulai muncul di kepala Anda. Ini yang membuat rambut kehilangan warna di umur yang masih muda, atau biasa disebut premature ageing.
Sebagai solusi, konsumsilah makanan yang mengandung protein dan vitamin A dan B yang sangat baik untuk menjaga rambut tetap hitam bersinar. Anda bisa mendapatkan protein dari biji-bijian, kacang, susu kedelai. Vitamin A dan B banyak pula ditemui di sayuran berdaun hijau gelap, brokoli, wortel, yoghurt, pisang, dan tomat.
Dilansir dari Life Mojo, yang paling penting adalah mineral, yang siap membantu pembentukan rambut lebih sehat dalam jangka panjang. Daging sapi, kuning telur, dan ikan mengandung banyak mineral zat besi. Konsumsi yang teratur dan kondisi pikiran yang baik akan membuat rambut Anda jauh lebih sehat dan hitam alami.
Kamis, 09 Februari 2012
Jumat, 03 Februari 2012
Stroke Bisa Bikin Orang Kehilangan Rasa Takut atau Marah
Stroke Bisa Bikin Orang Kehilangan Rasa Takut atau Marah
Jakarta, Rasa takut dan amarah secara naluriah akan sangat berguna untuk melindungi diri saat seseorang sedang menghadapi ancaman. Namun naluri ini bisa hilang akibat dampak dari suatu penyakit, salah satunya karena pernah mengalami stroke.
Stroke yang terjadi baik karena penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak diketahui bisa memicu kerusakan sel-sel otak. Suplai oksigen yang menurun selama terjadinya stroke membuat beberapa sel di jaringan otak mengalami kerusakan atau bahkan kematian.
Apabila kerusakan itu terjadi pada otak bagian depan, maka beberapa fungsi otak akan terganggu khususnya yang berhubungan dengan emosi. Fungsi-fungsi itu antara lai naluri untuk merasa takut, marah dan bentuk-bentuk emosi lainnya yang biasanya muncul saat ada ancaman.
Sebuah penelitian yang akan dipresentasikan di American Stroke Association membuktikan hal tersebut melalui pengamatan terhadap 23 pasien stroke berusia muda. Para pasien mengalami stroke di bagian basal ganglia, yakni salah satu bagian dari otak depan.
Hasil pengamatan perilaku dan juga pemindaian dengan functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) menunjukkan, bagian otak yang mengatur emosi mengalami penurunan aktivitas. Dikutip dari Healthday, Jumat (3/2/2012), perbedaan ini sangat signifikan saat dibandingkan dengan 68 orang dewasa sehat.
Para peneliti menyarankan, pasien stroke yang mengalami kerusakan pada otak depan sebaiknya diberi terapi ekstra selama masa pemulihannya. Tujuan terapi psikologis dan perilaku ini adalah untuk mengembalikan kemampuan untuk mengenali rasa takut sehingga lebih peka terhadap ancaman bahaya.
Secara naluriah, rasa takut dan amarah berguna untuk melindungi seseorang dari ancaman bahaya. Saat berhadapan dengan kondisi berbahaya, rasa takut mendorong seseorang untuk menghindar sedangkan amarah akan menggerakkan keberanian untuk melawan.
Jakarta, Rasa takut dan amarah secara naluriah akan sangat berguna untuk melindungi diri saat seseorang sedang menghadapi ancaman. Namun naluri ini bisa hilang akibat dampak dari suatu penyakit, salah satunya karena pernah mengalami stroke.
Stroke yang terjadi baik karena penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak diketahui bisa memicu kerusakan sel-sel otak. Suplai oksigen yang menurun selama terjadinya stroke membuat beberapa sel di jaringan otak mengalami kerusakan atau bahkan kematian.
Apabila kerusakan itu terjadi pada otak bagian depan, maka beberapa fungsi otak akan terganggu khususnya yang berhubungan dengan emosi. Fungsi-fungsi itu antara lai naluri untuk merasa takut, marah dan bentuk-bentuk emosi lainnya yang biasanya muncul saat ada ancaman.
Sebuah penelitian yang akan dipresentasikan di American Stroke Association membuktikan hal tersebut melalui pengamatan terhadap 23 pasien stroke berusia muda. Para pasien mengalami stroke di bagian basal ganglia, yakni salah satu bagian dari otak depan.
Hasil pengamatan perilaku dan juga pemindaian dengan functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) menunjukkan, bagian otak yang mengatur emosi mengalami penurunan aktivitas. Dikutip dari Healthday, Jumat (3/2/2012), perbedaan ini sangat signifikan saat dibandingkan dengan 68 orang dewasa sehat.
Para peneliti menyarankan, pasien stroke yang mengalami kerusakan pada otak depan sebaiknya diberi terapi ekstra selama masa pemulihannya. Tujuan terapi psikologis dan perilaku ini adalah untuk mengembalikan kemampuan untuk mengenali rasa takut sehingga lebih peka terhadap ancaman bahaya.
Secara naluriah, rasa takut dan amarah berguna untuk melindungi seseorang dari ancaman bahaya. Saat berhadapan dengan kondisi berbahaya, rasa takut mendorong seseorang untuk menghindar sedangkan amarah akan menggerakkan keberanian untuk melawan.
Kurang Sinar Matahari Dapat Tingkatkan Risiko Stroke
Kurang Sinar Matahari Dapat Tingkatkan Risiko Stroke
Adelia Ratnadita - detikHealth
Jakarta, Telah lama diketahui bahwa paparan sinar matahari yang cukup dapat menyehatkan tubuh. Penelitian baru menunjukkan bahwa jumlah paparan sinar matahari dapat berperan dalam menentukan risiko stroke.
"Kami banyak mendengar mengenai bagaimana matahari mungkin buruk bagi tubuh, misalnya dalam hal kanker kulit. Tetapi pada penelitian paparan sinar matahari menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa hasil positif yang terkait dengan paparan sinar matahari," kata Leslie McClure, seorang profesor biostatistik dari University of Alabama, Birmingham seperti dilansir dari EverydayHealth, Jumat (3/2/2012).
Prof. McClure dan rekan-rekannya akan mempresentasikan hasil temuan mereka 6 Februari 2012 pada pertemuan American Stroke Association di New Orleans.
Untuk menjelajahi hubungan yang mungkin antara matahari dan stroke, peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari studi berkelanjutan yang melibatkan lebih dari 30.000 laki-laki kulit hitam dan putih dan wanita di atas usia 45 tahun.
Tim peneliti difokuskan pada sekitar 16.500 orang peserta, yang tidak ada satupun memiliki riwayat stroke atau penyakit jantung pada saat mereka terdaftar dalam penelitian ini. Penelitian tersebut berlangsung antara tahun 2003-2007. Semua peserta penelitian telah menjalani pemeriksaan fisik.
Selain itu, semua peserta penelitian telah menyelesaikan kuesioner mengenai riwayat kesehatan mereka dan tempat mereka pernah tinggal di masa lalu. Selama pemantauan selama 5 tahun, sejumlah 351 dari 16.500 mengalami stroke.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kisaran paparan sinar matahari rendah menghadapi risiko 1,6 kali lebih besar untuk mengalami stroke daripada yang mendapatkan paparan sinar matahari lebih banyak.
Tim peneliti juga menemukan bukti bahwa mereka yang tinggal pada daerah dengan iklim dingin juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk stroke.
"Kami masih belum tahu apa yang menyebabkan paparan sinar matahari berhubungan dengan risiko stroke. Ada banyak hipotesis, tetapi kami benar-benar belum memahami mekanisme tersebut," kata Prof. McClure.
Daerah dengan paparan sinar matahari mungkin juga akan memiliki kadar vitamin D yang rendah. Kadar vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk stroke.
Studi lain juga mengungkapkan bahwa, orang-orang yang mengonsumsi lebih banyak vitamin D memiliki risiko 11 persen lebih rendah mengalami stroke.
(del/ir)
Adelia Ratnadita - detikHealth
Jakarta, Telah lama diketahui bahwa paparan sinar matahari yang cukup dapat menyehatkan tubuh. Penelitian baru menunjukkan bahwa jumlah paparan sinar matahari dapat berperan dalam menentukan risiko stroke.
"Kami banyak mendengar mengenai bagaimana matahari mungkin buruk bagi tubuh, misalnya dalam hal kanker kulit. Tetapi pada penelitian paparan sinar matahari menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa hasil positif yang terkait dengan paparan sinar matahari," kata Leslie McClure, seorang profesor biostatistik dari University of Alabama, Birmingham seperti dilansir dari EverydayHealth, Jumat (3/2/2012).
Prof. McClure dan rekan-rekannya akan mempresentasikan hasil temuan mereka 6 Februari 2012 pada pertemuan American Stroke Association di New Orleans.
Untuk menjelajahi hubungan yang mungkin antara matahari dan stroke, peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari studi berkelanjutan yang melibatkan lebih dari 30.000 laki-laki kulit hitam dan putih dan wanita di atas usia 45 tahun.
Tim peneliti difokuskan pada sekitar 16.500 orang peserta, yang tidak ada satupun memiliki riwayat stroke atau penyakit jantung pada saat mereka terdaftar dalam penelitian ini. Penelitian tersebut berlangsung antara tahun 2003-2007. Semua peserta penelitian telah menjalani pemeriksaan fisik.
Selain itu, semua peserta penelitian telah menyelesaikan kuesioner mengenai riwayat kesehatan mereka dan tempat mereka pernah tinggal di masa lalu. Selama pemantauan selama 5 tahun, sejumlah 351 dari 16.500 mengalami stroke.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kisaran paparan sinar matahari rendah menghadapi risiko 1,6 kali lebih besar untuk mengalami stroke daripada yang mendapatkan paparan sinar matahari lebih banyak.
Tim peneliti juga menemukan bukti bahwa mereka yang tinggal pada daerah dengan iklim dingin juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk stroke.
"Kami masih belum tahu apa yang menyebabkan paparan sinar matahari berhubungan dengan risiko stroke. Ada banyak hipotesis, tetapi kami benar-benar belum memahami mekanisme tersebut," kata Prof. McClure.
Daerah dengan paparan sinar matahari mungkin juga akan memiliki kadar vitamin D yang rendah. Kadar vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk stroke.
Studi lain juga mengungkapkan bahwa, orang-orang yang mengonsumsi lebih banyak vitamin D memiliki risiko 11 persen lebih rendah mengalami stroke.
(del/ir)
Kecanduan pronografi
Masih normalkah ketertarikan Anda pada pornografi? Jangan sampai kecanduan!
Pornografi dapat menjadi godaan untuk diketahui. Apalagi jika teman-teman Agan sedang membicarakan berita panas yang sedang santer, mencari sumber berita itu di internet menjadi kewajiban untuk 'nyambung' dengan pembicaraan mereka. Dari hal-hal semacam inilah pornografi dikenalkan dan masuk ke dalam kehidupan kita. Asal untuk sekedar tahu dan tidak kecanduan tentu hal ini tidak merepotkan, tetapi jika Agan sudah mulai kecanduan, segera hentikan sebelum merusak hidup Agan. Berikut adalah tanda-tanda Agan telah kecanduan pornografi.
1. Perilaku seksual tidak terkendali
Agan tidak mampu mengendalikan pikiran Agan tentang imajinasi seks, dan hal ini secara tidak sadar juga Agan tunjukkan melalui pembicaraan Agan yang menggoda, serta perilaku Agan yang sensual. Sayangnya, perilaku sensual ini berlebihan dan tidak peduli tempat dan waktu. Kalau dulu Agan membatasi diri ketika clubbing atau night party, kini Agan tidak peduli lagi siapa partner one night stand Agan. Foto-foto porno memenuhi HP Agan, tidak lupa video porno yang paling hot.
2. Menjauhi aktivitas sosial
Kegiatan yang bertemu banyak orang terasa membosankan dan Agan selalu tidak sabar untuk pulang. Waktu yang ada lebih banyak Agan gunakan untuk sibuk browsing pornografi di internet atau bahkan asyik dengan kegiatan seksual Agan sendiri. Lebih parah lagi jika Agan mulai merasa semua orang yang Agan temui mengetahui aktivitas seksual Agan. Merasa malu, Agan malah menjauhi mereka dan bergaul dengan orang-orang yang juga kecanduan pornografi.
3. Selalu ada alasan
Agan tidak mau berhenti dan selalu saja ada alasan yang membenarkan Agan menikmati pornografi. Sebagai persiapan saat menikah nanti atau supaya bisa menghindari penyimpangan-penyimpangan seksual seperti itu, lupakan! Di saat Agan berencana menunda atau menghindarinya, dorongan untuk seks liar itu sudah menguasai sebagian besar pikiran Agan.
4. Usaha ekstra untuk terangsang
Semakin hari, jenis suguhan pornografi yang biasa-biasa saja menjadi tidak terasa menggoda dan Agan mulai ingin mencari yang lebih liar lagi dan lagi! Tanpa sadar Agan sudah membuat persepsi da
Pornografi dapat menjadi godaan untuk diketahui. Apalagi jika teman-teman Agan sedang membicarakan berita panas yang sedang santer, mencari sumber berita itu di internet menjadi kewajiban untuk 'nyambung' dengan pembicaraan mereka. Dari hal-hal semacam inilah pornografi dikenalkan dan masuk ke dalam kehidupan kita. Asal untuk sekedar tahu dan tidak kecanduan tentu hal ini tidak merepotkan, tetapi jika Agan sudah mulai kecanduan, segera hentikan sebelum merusak hidup Agan. Berikut adalah tanda-tanda Agan telah kecanduan pornografi.
1. Perilaku seksual tidak terkendali
Agan tidak mampu mengendalikan pikiran Agan tentang imajinasi seks, dan hal ini secara tidak sadar juga Agan tunjukkan melalui pembicaraan Agan yang menggoda, serta perilaku Agan yang sensual. Sayangnya, perilaku sensual ini berlebihan dan tidak peduli tempat dan waktu. Kalau dulu Agan membatasi diri ketika clubbing atau night party, kini Agan tidak peduli lagi siapa partner one night stand Agan. Foto-foto porno memenuhi HP Agan, tidak lupa video porno yang paling hot.
2. Menjauhi aktivitas sosial
Kegiatan yang bertemu banyak orang terasa membosankan dan Agan selalu tidak sabar untuk pulang. Waktu yang ada lebih banyak Agan gunakan untuk sibuk browsing pornografi di internet atau bahkan asyik dengan kegiatan seksual Agan sendiri. Lebih parah lagi jika Agan mulai merasa semua orang yang Agan temui mengetahui aktivitas seksual Agan. Merasa malu, Agan malah menjauhi mereka dan bergaul dengan orang-orang yang juga kecanduan pornografi.
3. Selalu ada alasan
Agan tidak mau berhenti dan selalu saja ada alasan yang membenarkan Agan menikmati pornografi. Sebagai persiapan saat menikah nanti atau supaya bisa menghindari penyimpangan-penyimpangan seksual seperti itu, lupakan! Di saat Agan berencana menunda atau menghindarinya, dorongan untuk seks liar itu sudah menguasai sebagian besar pikiran Agan.
4. Usaha ekstra untuk terangsang
Semakin hari, jenis suguhan pornografi yang biasa-biasa saja menjadi tidak terasa menggoda dan Agan mulai ingin mencari yang lebih liar lagi dan lagi! Tanpa sadar Agan sudah membuat persepsi da
Jejaring Sosial Lebih Candu dari Rokok dan Alkohol
Jejaring Sosial Lebih Candu dari Rokok dan Alkohol
Ghiboo.com - Melawan keinginan untuk tidak memeriksa situs jejaring sosial agar lebih update ternyata lebih sulit daripada menolak minum minuman beralkohol dan merokok, demikian hasil penelitian terbaru.
Temuan ini didasari pada survei yang dilakukan oleh peneliti dari University of Chicago Booth School of Business di Amerika terhadap 250 orang. Peneliti memberi peserta sebuah software untuk memasukkan 8.000 laporan tentang keinginan sehari-hari para peserta.
Peneliti menemukan tidur dan seks adalah dua hal yang paling diinginkan setiap orang sepanjang hari. Namun, hasil penelitian yang akan dipublikasikan dalam Psychological Science Journal ini menunjukkan hampir sebagian besar partisipan mengungkapkan mengecek situs jejaring sosial merupakan hal yang paling sulit untuk ditolak.
Sebagai perbandingan, peneliti menemukan keinginan akan minuman alkohol dan rokok jauh lebih rendah dibandingkan mengecek Twitter dan Facebook. Padahal keduanya merupakan jenis kecanduan yang paling populer.
Penelitian yang dipimpin oleh Wilhelm Hofmann ini mengatakan tuntutan kehidupan modern membuat banyak orang sulit untuk mengontrol diri.
Semakin partisipan menahan diri untuk tidak memeriksa timeline atau menulis status update di jejaring sosial, maka akan semakin memperbesar keinginan mereka untuk mengaksesnya.
"Seiring berjalannya waktu, keinginan dan kontrol diri seseorang menjadi rendah, sehingga upaya untuk menahan godaan agar tidak membuka situs jejaring sosial lebih mungkin gagal," ungkap Hoffmann, seperti dilansir melalui Telegraph, Kamis (2/2).
Ghiboo.com - Melawan keinginan untuk tidak memeriksa situs jejaring sosial agar lebih update ternyata lebih sulit daripada menolak minum minuman beralkohol dan merokok, demikian hasil penelitian terbaru.
Temuan ini didasari pada survei yang dilakukan oleh peneliti dari University of Chicago Booth School of Business di Amerika terhadap 250 orang. Peneliti memberi peserta sebuah software untuk memasukkan 8.000 laporan tentang keinginan sehari-hari para peserta.
Peneliti menemukan tidur dan seks adalah dua hal yang paling diinginkan setiap orang sepanjang hari. Namun, hasil penelitian yang akan dipublikasikan dalam Psychological Science Journal ini menunjukkan hampir sebagian besar partisipan mengungkapkan mengecek situs jejaring sosial merupakan hal yang paling sulit untuk ditolak.
Sebagai perbandingan, peneliti menemukan keinginan akan minuman alkohol dan rokok jauh lebih rendah dibandingkan mengecek Twitter dan Facebook. Padahal keduanya merupakan jenis kecanduan yang paling populer.
Penelitian yang dipimpin oleh Wilhelm Hofmann ini mengatakan tuntutan kehidupan modern membuat banyak orang sulit untuk mengontrol diri.
Semakin partisipan menahan diri untuk tidak memeriksa timeline atau menulis status update di jejaring sosial, maka akan semakin memperbesar keinginan mereka untuk mengaksesnya.
"Seiring berjalannya waktu, keinginan dan kontrol diri seseorang menjadi rendah, sehingga upaya untuk menahan godaan agar tidak membuka situs jejaring sosial lebih mungkin gagal," ungkap Hoffmann, seperti dilansir melalui Telegraph, Kamis (2/2).
Langganan:
Postingan (Atom)