Jumat, 16 Mei 2014

7 Tips Atasi Ngorok...

7 Tips Atasi Ngorok...

Bagaimana tidur Anda semalam? Apakah nyenyak atau Anda terganggu dengan ngorok mitra ranjang Anda? Kebiasaan mendengkur atau mengorok tidak hanya mengganggu orang yang tidur di samping kita. Tapi juga dapat mengganggu kesehatan sang pengorok itu sendiri.


Sekitar 75% orang yang mendengkur ketika tidur mengalami obstructive sleep apnea yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Ikuti tips-tips di bawah ini yang dapat membantu Anda menghentikan timbulnya dengkuran. 

1.          Ubah posisi tidur
 
Saat tidur terlentang, pangkal lidah jatuh ke dinding belakang kerongkongan, menyebabkan suara bergetar ketika tidur. Tidur dengan posisi miring dapat membantu mencegah hal ini terjadi. Jika dengan perubahan posisi masih terdapat dengkuran, mungkin sudah ada obstructive sleep apnea.  

2.          Turunkan berat badan

Penurunan berat badan dapat membantu beberapa orang dengan kebiasaan tidur mendengkur. Peningkatan lemak pada daerah leher menekan diameter internal kerongkongan, sehinga lebih mungkin tertutup dan menyebabkan suara dengkuran. 

3.          Hindari konsumsi alkohol

Alkohol dan sedative mengurangi tonus istirahat otot bagian belakang kerongkongan. Konsumsi alkohol 4 – 5 jam sebelum tidur memperberat dengkuran.  

4.          Tidur sehat

Jika Anda terlalu lelah, Anda dapat  masuk ke dalam tahap tidur yang dalam, otot menjadi lebih lemah, sehingga dengkuran lebih mudah timbul. Hindari bekerja terlalu keras sehingga kurang tidur.

5.          Buka rongga hidung

Jika rongga hidung tersumbat karena Anda sedang pilek, udara yang keluar masuk dapat menyebabkan suara dengkuran. Mandi air panas sebelum tidur dapat membantu mengatasi hidung yang tersumbat. Anda juga dapat membilas rongga hidung dengan air garam.  

6.          Ganti bantal

Alergen dalam kamar dan pada bantal dapat menjadi faktor risiko timbulnya dengkuran. Tungau debu berakumulasi di bantal dan dapat mencetuskan reaksi alergi yang menyebabkan mendengkur. Membiarkan binatang piaraan tidur di atas bantal yang sama juga dapat menjadi faktor tisiko. Bersihkan bantal setiap dua minggu dan ganti setiap 6 bulan untuk menjaga jumlah tungau debu dan alergen lain. Hindari memasukkan binatang piaraan ke dalam kamar.  

7.          Cukup minum

Ketika tubuh kekurangan cairan, sekret hidung menjadi lebih kental dan menyebabkan dengkuran.

Kenali Gejala Stroke Sebelum Terlambat...

Stroke merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang harus segera dikenali dan ditangani. Stroke dapat disebabkan oleh karena penyumbatan pembuluh darah di otak atau yang dikenal dengan stroke iskemik atau bisa juga karena disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak atau yang dikenal juga dengan stroke hemorrhagik.
 
Seseorang yang mengalami serangan stroke harus sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit untuk mencegah berlanjutnya kerusakan di otak dan kemungkinan untuk pulih menjadi normal. 

Masa golden period adalah tiga jam setelah stroke mulai menyerang. Karena pada masa ini penderita masih sangat mungkin untuk terhindar dari stroke, bila langsung ditangani dengan benar. Hal ini dapat menolong penderita untuk mengalami stroke yang lebih berat.

Bagaimana mengetahui gejalanya?

Keterlambatan dalam penanganan stroke dapat meningkatkan resiko kecacatan dan bahkan kematian. Waktu merupakan hal yang sangat penting sehingga semua orang harus mengetahui gejalanya dan bertindak cepat. Berikut adalah cara yang mudah untuk mengenali gejalanya. Ingatlah kata FAST, masing-masing terdiri dari singkatan gejalanya:

F atau Face (wajah). Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Apakah ada sisi sebelah wajah yang tertinggal? Apakah wajah atau matanya terlihat jereng atau tidak simetris? Jika ya, orang tersebut mungkin saja sedang mengalami stroke. 

A atau Arms (tangan). Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan. Apakah ia mengalami kesulitan untuk mengangkat salah satu atau kedua tangannya? Apakah salah satu atau kedua tangannya dapat ditekuk?

S atau Speech (perkataan). Mintalah orang tersebut untuk berbicara atau mengulangi suatu kalimat. Apakah bicaranya terdengar tidak jelas atau pelo? Apakah ia kesulitan atau tidak berbicara? Apakah ia memiliki kesulitan untuk memahami yang Anda katakan?

T atau Time (waktu). Jika ia memiliki seluruh gejala yang disebutkan di atas, orang tersebut mungkin mengalami stroke. Selalu ingatlah bahwa stroke merupakan kasus yang darurat. Anda harus segera membawa orang tersebut ke rumah sakit. Ingatlah juga untuk mencatat waktu kapan orang tersebut mengalami gejala-gejala itu. Untuk membantu dokter dalam menentukan terapi. 

Kenali juga gejala stroke lainnya seperti:


  • Pingsan

  • Kehilangan kesadaran

  • Kelumpuhan tiba-tiba wajah, tangan atau kaki, terutama pada sisi sebelah tubuh

  • Kesulitan melihat dengan salah satu atau kedua mata

  • Kesulitan berjalan

  • Gangguan koordinasi atau keseimbangan

5 Gejala Stroke...

5 Gejala Stroke...


Stres yang berakumulasi dapat menjuruskan tubuh yang semula sehat menjadi terpapar penyakit degeneratif. Kolesterol akibat stres dan hipertensi akibat stres merupakan dua kunci pencetus serangan stroke.

Stroke dapat terjadi kapan saja, dan dimana saja. Stroke merupakan gangguan neurologis akibat tersumbatnya pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah yang ada di otak (stroke hemoragik). Otak adalah organ yang berfungsi mengatur fungsi dari berbagai organ yang lain. Jadi ketika terjadi gangguan pada otak, akan berdampak pada fungsi organ lain.

Gejala Stroke Berikut 5 GejalanyaGangguan akibat stroke dapat dibatasi dengan deteksi yang cepat dan penanganan yang tepat. Mari kita kenali berbagai gejala awal dari gangguan stroke:

1. Kelemahan pada wajah, tangan atau kaki pada satu sisi tubuh.

Salah satu fungsi otak adalah mengatur kekuatan otot. Bagian otak tertentu mengatur bagian tubuh yang berbeda. Apabila bagian otak tertentu terganggu maka akan menimbulkan gangguan pada bagian tubuh yang diatur oleh bagian otak tersebut. Salah satu gejala yang umum dialami oleh pasien stroke adalah kelemahan tubuh. Pasien stroke akan mengeluh bicara menjadi pelo, atau mata tidak bisa membuka.

2. Kehilangan penglihatan, koordinasi tubuh, sensasi secara tiba-tiba.

Keluhan lain yang dapat dikeluhkan oleh pasien stroke adalah kehilangan kemampuan sensorik. Kemampuan sensorik dapat berupa gangguan melihat, dan gangguan memahami percakapan.

3. Sakit kepala tiba-tiba

Apabila seorang mengalami stroke perdarahan, maka akan terjadi peningkatan tekanan di dalam otak. Karena rongga tengkorak yang luasnya tetap harus menerima volume tambahan berupa darah, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan dalam tengkorak. Peningkatan tekanan ini akan menyebabkan keluhan sakit kepala tiba-tiba yang hebat.

4. Mual dan muntah

Peningkatan tekanan dalam kepala juga akan menyebabkan terangsangnya reseptor mual. Hal ini akan menyebabkan penderita stroke mengalami keluhan mual hebat dan muntah.

5. Kehilangan kesadaran

Otak merupakan pusat kesadaran. Jika terjadi gangguan penyaluran oksigen ke otak, maka kesadaran penderita stroke akan menurun. Pasien akan cenderung tertidur, lemah dan pada keadaan yang lebih parah, pasien akan mengalami koma.
Demikian lima gejala stroke yang patut Anda waspadai. Gejala ini bukanlah tanda pasti diagnosis stroke karena banyak penyakit lain juga memiliki gejala yang sama. Karena itu, ada baiknya gejala ini dipastikan lagi dengan melakukan pemeriksaan fisik ke dokter.
alvin nursalim
 

Oleh dr. Alvin Nursalim

Senin, 12 Mei 2014

5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit

Rajin berolaraga mungkin menjadi pilihan banyak orang untuk menurunkan berat badan. Namun, untuk menjaga berat badan, ternyata tidak cukup hanya dengan berolaraga, melainkan harus menjaga pola hidup sehat. Salah satunya dengan menghindari beberapa kebiasaan buruk yang bisa mengakibatkan penimbunan lemak di perut. 

Seperti apa kebiasaan buruk tersebut, dilansir dari Lifespan, Kamis, 1 Mei 2014, berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang mesti Anda hindari jika ingin memiliki perut rata.


1. Minum-minuman bersoda

Jika tidak bisa melewatkan hari tanpa mengkonsumsi minuman bersoda, Anda bisa dikatakan tidak menyayangi tubuh sendiri. Menurut penelitian, meminum sekaleng soda setiap hari bisa menyebabkan lingkar pinggang Anda meningkat lima kali lebih cepat dibanding orang yang tidak mengkonsumsi soda. Sebab, soda memiliki kandungan gula yang tinggi, sehingga memicu keinginan Anda untuk makan lebih banyak.


2. Makan dengan piring besar  

Baik makan prasmanan atau makan biasa di rumah Anda harus memperhatikan ukuran piring yang digunakan. Sebuah survei yang dilakukan di antara penderita obesitas menemukan bahwa mereka lebih memilih piring yang lebih besar. Piring besar memungkinkan Anda mengambil makanan lebih banyak. Efeknya, Anda mengkonsumsi makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh.


3. Makan tengah malam

Meskipun secara alami tubuh akan membakar timbunan lemak saat tidur, mekanisme itu tidak akan bekerja baik jika Anda tidur dengan perut kenyang. Makan saat larut malam membuat Anda akan tertidur dengan kondisi perut penuh. Selain memicu timbunan lemak di perut, berbaring dengan perut kenyang juga bisa mengganggu pencernaan. Untuk mengatasinya, Anda bisa makan dengan porsi kecil pada malam hari dan tidak berbaring selama tiga jam setelah makan.


4. Makan ketika sedih dan marah

Emosi yang memuncak bisa membuat Anda makan lebih banyak. Tak baik jika Anda sering melampiaskan kekesalan pada makanan. Asupan makanan yang tidak terkontrol akan membuat timbunan lemak pada perut. Anda bisa mengubah kebiasaan buruk ini dengan banyak minum air putih saat marah.


5. Mengurangi waktu tidur

Idealnya, orang dewasa harus tidur tujuh sampai sembilan jam setiap malam. Ketika Anda gagal memenuhi waktu tidur tersebut, tingkat kortisol (hormon stres) akan naik dan mendorong Anda mengkonsumsi makanan yang mengandung gula.

Minuman Berkarbonasi, Benarkah Berbahaya?...

BANYAK di antara kita, termasuk anak-anak, yang menyukai minuman berwarna dengan rasa terutama minuman bersoda atau minuman berkarbonasi. 

Tidak hanya dalam acara perayaan tertentu, minuman berkarbonasi juga banyak dikonsumsi sehari-hari. 

Nah, seiring berkembanganya teknologi seputar makanan dan minuman, masyarakat semakin memperhatikan efek makanan atau minuman yang mereka konsumsi. Termasuk tentang beberapa mitos sehubungan minuman bersoda. Muncul berbagai mitos yang mengatakan bahwa minuman berkarbonasi atau minuman bersoda dapat mengakibatkan obesitas, kerusakan gigi, dan lain sebagainya. Benarkah demikian?

Apa sebenarnya minuman berkarbonasi? Saat ditemui dalam diskusi tentang efek karbonasi dalam minuman terhadap kesehatan, Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS (ahli gizi dan pakar teknologi pangan) menerangkan tentang penggunaan karbonasi dalam minuman. 

Sesuai namanya, karbonasi merupakan proses memasukkan karbondioksida (CO2) ke dalam cairan secara tidak permanen dengan menggunakan tekanan tinggi, sehingga menghasilkan gelembung dalam minuman dengan cita rasa yang  "krenyes" atau "menggigit" di lidah. 

Namun Anda tidak perlu khawatir dalam penggunaan bahan CO2 karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menetapkan bahwa CO2 merupakan bahan pengarbonasi yang diizinkan penggunaannya pada produk pangan dan tidak dianggap berbahaya. 
Bila kemasan minuman bersoda atau berkarbonasi sudah dibuka dan dibiarkan lama terbuka, maka sensasi krenyes atau menggigitnya akan berkurang dan lama-lama menghilang. 

Menariknya, saat tertelan, ternyata sebagian besar karbonasi dalam minuman bersoda sebenarnya tidak sampai ke lambung. Sebab, sebagian besar gasnya telah menguap saat kemasan minuman dibuka. Gelembung yang tersisa dalam minuman akan segera diserap melalui dinding saluran pencernaan. Jumlah gas yang diserap tubuh pun relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah karbondioksida yang dihasilkan tubuh kita secara alami. 

Jadi, Anda tidak perlu mengkhawatirkan kandungan gas dalam minuman berkarbonasi yang Anda konsumsi, asalkan Anda mengonsumsinya secara normal dan tidak berlebihan, bukan sebagai pengganti air putih.